GELIATEKONOMI, JAKARTA -- KETUA Umum JPKL (Jurnalis Peduli Kesehatan dan Lingkungan) Roso Daras, menyesalkan pernyataan seorang guru Besar IPB Bidang Pangan yang mengatakan, pelabelan free BPA tidak wajib.
'Pernyataan itu jelas akan berakibat fatal bagi kesehatan anak-anak Indonesia,' ujar Roso Daras, kepada wartawan di Jakarta, Senin (07/02/2022).
Roso Daras, juga sekaligus menyayangkan pernyataan tersebut dimuat di beberapa media online. Pada bagian pernyataan itu, bahwa tak ada kewajiban pelabelan BPA di kemasan AMDK (Air Minum Dalam Kemasan).
'Ini jelas menyesatkan masyarakat,' paparnya geram.
JPKL, kata Roso, selama ini telah mengkampanyekan kepada masyarakat agar memilih kemasan yang free BPA. Karena BPA terbukti sebagai sumber segala sumber penyakit.
Baca Juga: Komisi B Minta Dinas PU Tingkatkan Pendapatan
'Seperti kanker, autis, syaraf dan masih banyak lagi penyakit yang berbahaya,' terangnya.
Pakar pendidikan Autis, Dr Imaculata sudah menegaskan BPA terbukti sebagai faktor eksternal penyakit autis. Tiap tahun jumlah penderita terus meningkat. Dampak dari salah seorang anak terkena autis itu luar biasa. Banyak rumah tangga bercerai gara-gara punya anak autis.
Ada orangtua bahkan memilih bunuh diri karena mempunyai anak autis. Tidak mudah mempunyai anak autis. Untuk pendidikan anak autis, satu penderita harus ditangani satu orang guru.
'Apa jadinya kalau Pelabelan Free BPA tidak dilakukan? Mau menambah berapa lagi jumlah penderita autis, kanker, syaraf, lahir prematur ?,' ujar Roso penuh tanya.
Di sejumlah negara maju sudah melarang penggunaan kemasan plastik yang mengandung BPA. Di Indonesia sudah bagus juga. Botol - botol susu untuk bayi, piring, sendok plastik dan peralatan mainan anak sudah free BPA.
Baca Juga: Meski Longsor, Pembangunan Tol Cisumdawu Terus Dikebut
'Tinggal galon guna ulang yang belum free BPA. Kemasan ini banyak digunakan untuk kemasan plastik AMDK untuk konsumsi keluarga, yang justru pengaruhnya sangat besar,' kata Roso.
Banyak anak-anak minum susu formula, kata Roso, airnya dari galon guna ulang berbahan polycarbonat dengan kode daur ulang 7 yang mengandung BPA.
Artikel Terkait
Meski Longsor, Pembangunan Tol Cisumdawu Terus Dikebut
Mulai Dari Iseng Hingga Menjadi Youtuber Terkenal, Arizona Bagikan Tips Bikin Konten
Sandrina Sang Ratu Jaipong Ini, Habis Minum Apa ? Tidak Mau Jadi Pacar Selingan
Film 'Akad' Kekuatan Cerita Romantik Dibalut Komedi, Dengan Pemandangan Indah Mandalika
Kodam III Siliwangi, Gelar Penyambutan Pangdam Baru
Komisi B Minta Dinas PU Tingkatkan Pendapatan
Wawasan Baru Mengenai Ilmu Kecabangan Artileri Medan AD dan US Army
Begini Perawatan Kulit Yang Benar Versi Marina
Cari Tempat Sulit dan Mahal, Akhirnya Es Permen Karet Jualan Dengan Konsep Unik Ini
Di Pondok Pesantren Al-Inayah Diajarkan Pentingnya Membangun Kekuatan Ekonomi