GELIATEKONOMI, DEPOK -- BERAWAL dari Diskusi antara Drs. H.M Jusuf Rizal, SE, MSi, selaku Presiden LSM LIRA dengan sejumlah Musisi antara lain Richard Kyoto, Ryan Kyoto, Amin Ivos, Yoni Dores, Hermes Sihombing, Erens F. Mangalo, Dandung Bondowoso dan wartawan hiburan bersepakat mendirikan Indonesian Royalty Watch-LIRA
Dari diskusi tersebut terungkap bahwa Royalti yang seharusnya diterima oleh Pencipta Lagu. Ternyata banyak menerima potongan untuk biaya operasional pihak-pihak tertentu, plus kewajiban membayar Pajak. Hal ini membuat Pencipta Lagu mengalami nilai penerimaan menjadi sedikit.
Drs. H.M, Jusuf Rizal SE, Msi merasa prihatin akan hal ini.
'Sungguh memprihatinkan mendengar cerita para Pencipta Lagu ini. Mereka ingin memperoleh Hak-nya tapi begita banyak tangan yang harus dilalui dan mengalami bermacam potongan untuk biaya Operasional Lembaga tertentu,' paparnya.
Jusuf Rizal selaku Ketua Umum Lembaga Indonesia Royalty Watch–LIRA (IRW-LIRA), mengatakan, IRW akan melakukan pengawasan kepada LMK (Lembaga Manajemen Kolektif ) yang selama ini mengumpulkan Royalti dari Industri Musik umumnya, yang menggunakan Lagu+lagu para Seniman, yang dibagikan tanpa kejelasan dan tak ada transparansi.
'Ada potensi hasil Royalti Triliunan Rupiah, dari berbagai sumber. Tetapi yang baru didapat baru miliaran rupiah. Itu pun dipotong biaya Operasional LMK, sehingga sampai di Seniman sangat sedikit dan tidak jelas,' kata Jusuf Rizal, selaku Presiden LSM Lira (Lumbung Informasi Rakyat) dan Ketua Umum Indonesian Royalty Wach.
'Lembaga Indonesia Royalty Watch–LIRA (IRW-LIRA), hadir untuk mengambil peran dalam menghadirkan keadilan dan kesejahteraan para Seniman dan mencermati Tata Kelola, Kebijakan serta Aktivitas yang berkaitan dengan Royalti hasil Karya Pencipta Lagu tersebut,' kata Jusuf Rizal lebih lanjut.
'IRW akan menjadi wadah yang bisa bargaining menghadapi Industri yang banyak mafianya itu,' tegas JR.
Sementara para Musisi mengungkapkan kegelisahannya, atas penerimaan Royalty yang dianggapnya kurang memadai.
'Para Pencipta Lagu sebenarnya mempunyai keinginan sederhana,' ujar Hermes Sihombing.
Pencipta lagu ingin adanya transparansi dan akuntablitas terhadap penerimaan dan pendistribusian Royalti.
Hal ini dibenarkan oleh Richard Kyoto, Pencipta Lagu 'Kasih' (Ermy Kullit), 'Tidak ada transparansi dan akuntabilitas selama ini. Kami tidak tahu berapa besar Royalti awal yang kami terima sebelum dipotong-potong untuk biaya operasional'.
'Selama ini kami hanya tahu mendapat sekian dari Royalti tapi tidak pernah tahu nilai awalnya. Hal ini penting bagi kami, karena kami bisa mengetahui seberapa besar apresiasi Pencinta Musik Indonesia terhadap Karya Cipta Musisi Indonesia,' jelas Yoni Dores.
Dan ketidak terbukaan ini juga, menjadi keprihatinan dari Dandung Bondowoso.
Baca Juga: BBSPJIBBT atau B4T Sabet Penghargaan BLU Terbaik dari Kementerian Keuangan RI
Artikel Terkait
Wajah Baru Food Street di Jl. Sumatera, Diharapkan Dapat Meningkatkan Omzet UMKM dan Wisatawan
Sei Sapi Lamalera Daging Asap Halal Khas NTT, Dengan Kelezatan dan Aroma Yang Khas, Kini Ada Di Kota Bandung
Pangdam III/Siliwangi Pun Menyaksikan Demonstrasi Satbak MMS Faneriam 57 MM
Buruan Daftar Yuk, Mudik Bersama Pos Indonesia Batch 2
Kota Bandung Tidak Punya Sumber Daya Alam, Jadi Sangat Bergantung Pada Peningkatan SDM
Pangdam III/Siliwangi Memberikan Atensi Kepada Warga Nelayan Desa Bandengan
Komitmen BBSPJIBBT atau B4T Dalam Penerapan Zona Integritas Wilayah Birokrasi Bersih Melayani
Beberapa Perbedaan Antara Viu Gratis dan Viu Premium
Hoerudin: Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Sudah Final dan Sesuai dengan Nilai-nilai Keislaman
BBSPJIBBT atau B4T Sabet Penghargaan BLU Terbaik dari Kementerian Keuangan RI