GE - Sisindiran berasal dari kata sindir, artinya berkata secara tidak langsung atau tidak terus terang. Sisindiran adalah bentuk puisi semacam pantun di dalam sastra Melayu. Sisindiran tumbuh dan berkembang pada masyarakat bahasa Sunda umumnya. Sisindiran berasal dari kata sindir ‘sindir, menyindir’, artinya berkata secara tidak langsung atau tidak terus-terang. Sisindiran ialah suatu bentuk puisi sastra tradisional Sunda yang mempunyai sampiran dan isi. Sisindiran ini merupakan karya sastra Sunda asli yang sudah ada sejak dulu.
Sisindiran ini lahir sebelum tahun 1600 M. bersama cerita pantun, dongeng, jangjawokan ‘mantra’. (Yus Rusyana, 1969: 11). Sisindiran adalah bentuk puisi tradisional Sunda yang sebentuk dengan pantun dalam sastra Melayu; umumnya terdiri atas empat larik, tapi bisa kurang atau lebih, hanya selalu berlarik genap, karena terbagi menjadi dua bagian yang sama jumlah lariknya. Bagian pertama disebut cangkang (kulit=sampiran) dan bagian kedua disebut eusi (isi).
Sisindiran dibagi atas tiga jenis, yaitu wawangsalan, rarakitan, paparikan. Di dalam tiga jenis tersebut jika dilihat dari sifatna ‘keperluannya/tujuan’, memiliki pula tiga keperluan/tujuan pula yakni: silih asih ‘kasih sayang’, piwuruk ‘pepatah’, sésébréd ‘humor’.
***