Walikota Bandung , Perhatian Kepada Lansia Adalah Bentuk Kesiapan Menghadapi Masa Depan

GELIATEKONOMI,BANDUNG – Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyebut bahwa perhatian kepada lansia adalah bentuk kesiapan menghadapi masa depan.

Menurutnya, lansia merupakan salah satu dari empat kelompok rentan dalam masyarakat, bersama anak-anak, perempuan, dan penyandang disabilitas.

Keberhasilan sebuah kota dalam melindungi dan menyejahterakan keempat kelompok ini adalah indikator penting kemajuan sosial.

“Kalau keempat kelompok ini terlindungi, insyaallah semua warga akan merasakan kesejahteraan yang adil dan merata,” ucap Farhan saat peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-29 Tingkat Kota Bandung di Kantor Dinas Sosial Kota Bandung, Kamis 12 Juni 2025.

Farhan menyinggung pula tantangan yang dihadapi lansia di tengah ketimpangan ekonomi dan inflasi. Ia menyampaikan data bahwa jumlah hewan kurban tahun ini turun drastis hampir 30 persen dibandingkan tahun lalu, terutama kurban dari masyarakat kelas menengah dan lansia.

“Banyak lansia yang hidup dari pensiunan atau tunjangan sosial menahan membeli kurban. Ini sinyal kuat bahwa daya beli kita sedang menurun. Maka, pengendalian inflasi dan distribusi barang kebutuhan pokok jadi prioritas,” ungkapnya.

Ia menyebut upaya-upaya kecil seperti pemanfaatan makanan siap saji dari hotel dan restoran sebelum kedaluwarsa sebagai langkah nyata yang dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat kurang mampu, termasuk lansia.

Selain itu, Farhan mengapresiasi kolaborasi PKK dan Disdukcapil yang telah memberikan KTP kepada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan penyandang disabilitas mental. Ia menegaskan pentingnya KTP bagi semua warga, termasuk lansia.

“Tanpa KTP, seseorang tidak bisa menerima bantuan sosial. Memberi KTP adalah bentuk penghormatan dan pengakuan atas eksistensi mereka,” tegas Farhan.

Ia juga mengingatkan kewajiban pemerintah memberikan layanan kesehatan yang terjangkau dan responsif, serta pendampingan psikososial bagi lansia yang hidup sendiri atau mengalami kesulitan ekonomi.

Farhan mendorong seluruh elemen sosial mulai dari pekerja sosial, karang taruna, hingga pendamping PKH untuk ikut serta mendampingi mereka.

“Kita harus hadir bagi para lansia yang hidup sendiri. Jangan biarkan mereka terabaikan,” katanya.

Farhan pun mengajak anak-anak muda untuk berkontribusi dalam memberikan literasi digital kepada para lansia agar tidak mudah tertipu oleh pinjaman online ilegal, penipuan kartu kredit, dan penawaran yang tidak bertanggung jawab.

Ia mengajak seluruh pihak mulai dari Forkopimda, masyarakat, lembaga, hingga media untuk bersama-sama mewujudkan Bandung sebagai kota ramah lansia.

“Bandung tidak bisa saya kelola sendirian. Harus ada kolaborasi. Mari kita bangun Bandung yang ramah bagi lansia dan unggul bagi seluruh warganya,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *