Engkus Kusnadi Menekankan, Bahwa Kesuksesan Programnya Tidak Mungkin Tercapai Secara ‘One Man Show’

GELIATEKONOMI, BANDUNG – MEMASUKI masa kerjanya yang baru di SDN 200 Leuwipanjang Kota Bandung. Engkus Kusnadi selaku Kepala Sekolah, mencanangkan Program 100 Hari Kerja sebagai langkah awal. Memberikan warna dan perubahan positif bagi Institusi yang dipimpinnya. Program yang berfokus pada perbaikan Sarana Prasarana, peningkatan kualitas Guru dan Edukasi warga sekolah ini, dijalankan sejak ia mulai bertugas sejak, 19 Juni 2025.

Dalam paparannya, Engkus Kusnadi menegaskan bahwa fondasi utama pengembangan sekolah berawal dari Visi yang jelas. Bagi dia, Visi menjadi panduan untuk memajukan sekolah. Baik dari aspek fisik maupun kualitas pembelajaran, yang didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) Guru yang kompeten.

“Program 100 Hari Kerja ini, prioritas pertamanya adalah Sarana Prasarana. Orang melihat baiknya sesuatu pasti dari tampak luar dulu. Saya ingin dalam 100 hari ini, sekolah sudah terlihat nyaman, ramah anak dan hijau,” ujarnya, menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan.

Fokus Awal: Penataan Fisik dan Religiusitas

Hampir 80 hari program berjalan, perubahan fisik sudah mulai terlihat. Tim sekolah secara kontinyu membersihkan lingkungan, mengatasi masalah sampah, merapikan lapangan yang terlalu rimbun. Serta mengecat ulang bagian-bagian yang terkesan lusuh.

Selain itu, salah satu pencapaian signifikan adalah pengoptimalan sebuah ruangan menjadi Mushala yang representatif.

“Alhamdulillah, sekarang anak-anak sudah bisa shalat berjamaah, bahkan jumatan di sini. Guru-guru juga membiasakan shalat Dhuha setiap hari dan membimbing Mengaji di Mushala,” jelas Engkus Kusnadi.

Ia menambahkan, telah diadakan pula pengajian rutin setiap Kamis malam bagi seluruh warga sekolah. Menurutnya, Pendidikan Karakter Religius melalui keteladanan adalah “Kunci”.

“Pendidikan terbaik adalah dengan contoh. Jangan sampai kita menyuruh anak, tapi Gurunya tidak melakukannya. Ini langsung membentuk Karakter,” tegasnya.

 

Tahap Berikutnya: Peningkatan Kualitas SDM Guru

Setelah penataan fisik, fokus program beralih kepada peningkatan kualitas Guru. Engkus. mengakui bahwa tahap ini merupakan tantangan terberat. Karena menyangkut perubahan kebiasaan dan pola pikir.

“Perubahan butuh kesadaran. Tantangannya adalah merubah kebiasaan. Saya coba bangun kesadaran pelan-pelan bahwa Guru memiliki tugas mulia untuk melayani peserta didik dan orang tua secara prima,” jelasnya.

Beberapa Workshop untuk Guru telah direncanakan dan ada yang sudah berjalan. Selaku Kepala Sekolah, berharap dengan peningkatan kapasitas Guru, proses pembelajaran dapat lebih berkualitas dan menyesuaikan dengan tuntutan zaman.

Edukasi Orang Tua dan Visi Jangka Panjang

Langkah ketiga dalam programnya adalah mengedukasi Orang tua. Engkus Kusnadi menilai, banyak Orang tua yang masih beranggapan bahwa Pendidikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Sekolah.

“Pendidikan akan berhasil jika ada kerja sama tiga pihak: Sekolah, peserta didik dan Orang tua. Kami akan mengedukasi Orang tua, bahwa anak akan menjadi soleh jika Orang tuanya juga soleh. Tidak bisa mengandalkan Guru saja,” paparnya.

Kelima pilar visinya adalah membentuk peserta didik yang “Religius, Berprestasi, Berbudaya, Berkarakter dan Berwawasan Lingkungan”. Kelimanya dianggapnya, sebagai beban bagi peserta didik untuk menghadapi Generasi Emas Indonesia 2045.

“Iman yang kuat dulu, baru ilmu. Ilmu saja tidak cukup, harus punya Budaya dan Karakter yang baik. Karakter inilah Misi Utama Pendidikan dan ini yang paling sulit, tetapi penting,” ujarnya.

Kunci Sukses: Kerjasama dan Pengorbanan

Engkus Kusnadi menekankan, bahwa kesuksesan program ini tidak mungkin dicapai secara “One Man Show”. Diperlukan kerja sama seluruh Warga Sekolah dan pengorbanan, baik waktu, tenaga, pikiran maupun materi.

“Kuncinya ada pada kesadaran, keinginan kuat dan pengorbanan. Jika kita landasi dengan keimanan bahwa mengajar adalah ibadah. Saya yakin Guru-guru akan semangat berubah untuk kebaikan peserta didik,” pungkasnya.

Harapannya, dengan Program 100 Hari Kerja ini. Seluruh pihak dapat terus meningkatkan kesadaran untuk beradaptasi dan berubah untuk menuju kebaikan. Sehingga dapat mencetak Lulusan yang Unggul dan siap berkontribusi bagi Bangsa. (HKS).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *