GELIATEKONOMI, BOGOR — DI SELA-SELA padatnya kegiatan Rapat Koordinasi Akhir Tahun. Pimpinan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Tahun 2025 bertema “Konsolidasi Kepemimpinan Transformasional dan Konvergensi Program untuk Akselerasi Capaian Kinerja”. Yang berlangsung di Novotel Bogor, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Dr. H. Wihaji bersama Wakil Menteri Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, Wakil Bupati Bogor H. Ade Ruhandi, jajaran Pemerintah Daerah, Ibu-ibu PKK dan Warga melaksanakan Aksi Sosial Lapangan di Desa Nagrak, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Agenda Aksi Sosial ini, berfokus pada Gotong Royong Bedah Rumah dan Intervensi Gizi bagi Keluarga Berisiko Stunting (KRS).
“Hari ini kita didampingi oleh Bu Wamen dan Pak Wabup beserta jajaranya untuk melihat langsung KRS. Atau Keluarga Resiko Stunting. Kebetulan beliau punya anak 3 umur 6 tahun, yang dua itu masih Batuta dan Balita. Secara kondisi rumahnya, termasuk kategori Keluarga Resiko Stunting. Karena melaui asupan gizinya mohon maaf kurang, kemudian air bersihnya, kemudian sanitasinya. Karena itu hari ini, kita pastikan dari Kemendukbangga didampingi Bu Wamen dan Pak Wabup. Untuk kita bangunkan rumah biar layak huni, kemudian jambannya juga kita bangunkan kemudian aliran untuk sanitasinya juga. Kita sediakan juga untuk nanti asupan gizinya,” ungkap Wihaji, Selasa (2/12/2025).
Pada kesempatan tersebut, Menteri Wihaji mengajak seluruh Pejabat dan peserta kegiatan untuk terlibat langsung dalam Kerja blBakti.
“Saya minta hari ini, kerja bakti bareng-bareng biar tahu suasana. Ini tidak hanya perlu kita ketahui, tetapi perlu kita rasakan. Kalau tahu mungkin orang tahu, tapi kalau rasa beda,” terangnya.
“Kita bantu-bantu semampu kita, ada yang saya minta untuk masak, ikut bantu ngaduk, Pak Wabup dan Bu Wamen, tadi jadi tukang bersama-sama, terima kasih untuk supportnya,” imbuhnya lagi.
Menteri Wihaji memaparkan bahwa jumlah keluarga berisiko Stunting di Indonesia masih sangat besar.
“Untuk KRS di Indonesia banyak, ada 8,6 juta. Salah satunya di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Menjadi bagian dari prioritas karena jumlah penduduknya paling banyak,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa penanganan stunting menjadi Prioritas Nasional.
“Stunting itu program prioritas bapak Presiden, sudah saya laporkan. Program prioritas bapak presiden yang berkenaan dengan penanganan Stunting khusus MBG yaitu Makan Bergizi Gratis khusus Ibu Hamil, Ibu Menyusui dan Balita,” katanya.
Demi memastikan intervensi berjalan, Menteri Wihaji menegaskan bahwa daerah yang belum mendapatkan bantuan akan segera dicover.
“Kalau belum ada saya cover dulu, kita cover 6 bulan sampai 1 tahun ke depan. Kalau sudah ada nanti langsung dicover,” jelasnya.
Di Indonesia untuk Stunting 19,8 persen, di sini sudah 18 persen. Artinya sudah di bawah rata-rata di Indonesia. Target tahun ini 18 persen sampai 2029 itu 14, do’akan saja,” ucapnya.
Sementara, Wakil Bupati Bogor Ade Ruhandi menyampaikan apresiasi atas sinergi program Pemerintah Pusat dan Saerah.
“Pertama kami tentu pak Rudy sebagai Bupati dan saya sebagai Wakil Bupati atas nama Pemda, atas nama masyarakat Kabupaten Bogor. Mengucapkan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pak Menteri, Bu Wamen. Program ini sinergi dengan program yang ada di Kabupaten Bogor, karena ada program bmBedah Rumah juga yang kita laksanakan di tahun 2025,” papar Ade Ruhandi.
Ia juga menilai bantuan terkait air bersih dan sanitasi sejalan dengan kebijakan Pemerintah Pusat. Sesuai dengan program Prioritas Presiden Prabowo.
Terkait penanganan Stunting di Kabupaten Bogor, Ade menegaskan ini komitmen Pemerintah Daerah.
“Terus kita tangani dan kolaborasi, terintegrasi dengan semua SKPD, Dinas Kesehatan maupun DPKPP dan masih banyak institusi lainnya,” pungkasnya. (Sip).












